Sekitar tahun 1970, biolog dikejutkan oleh penemuan mikroorganisme
yang hidup di suhu super panas di Yellowstone National Park, Amerika
Serikat. Alih-alih mati di kondisi setara dengan air mendidih,
mikroorganisme itu justru tumbuh berkembang dan menunjukkan koloni
berwarna cerah. Istilah “extremophile” lalu muncul, merujuk pada bentuk
kehidupan yang bisa bertahan di lingkungan ekstrem.
Disiplin
ilmu astrobiologi yang salah satunya mengkaji ragam kehidupan di
lingkungan ekstrem juga berkembang, menemukan bakteri yang bisa hidup di
suhu dingin dan lainnya. Fenome biologi ini membuat para astronom
bertanya-tanya, apakah mungkin dalam dunia astronomi juga dikenal
“pecinta kondisi ekstrem”?
Peneliti NASA dengan teleskop GALEX (Galaxy Evolution Explorer)
menemukan tandanya berupa bintang-bintang ekstrem yang eksis dalam
lingkungan tak biasa. Susan Neff, tim ilmuwan GALEX di Goddard Space
Flight Center NASA mengatakan, “Kami menemukan lingkungan galaksi
ekstrem dimana pembentukan bintang tidak seharusnya terjadi. Ini adalah
perkembangan yang mengejutkan.”
“Di beberapa citra GALEX, kami melihat bintang-bintang terbentuk di
luar wilayah galaksi biasanya, dimana kami berpikir bahwa densitas gas
terlalu rendah untuk mendukung kelahiran bintang,” sambung Don Neil, tim
peneliti GALEX dari California Institute of Technology.
Saat ini, diketahui bahwa bintang terbentuk ketika awan gas runtuh
dan tertarik oleh gravitasinya sendiri. Jika awan gas cukup padat dan
cukup panas ketika runtuh, maka reaksi nuklir akan terjadi dan akhirnya
sebuah bintang akan lahir.
Lengan spiral dari Galaksi Bimasakti adalah salah satu zona terbaik
untuk pembentukan bintang, dikenal dengan “goldilocks zone”. Neil
mengatakan bahwa hal itu disebabnya melimpahnya gas di galaksi tempat
Matahari dan Bumi bernaung.
Bintang-bintang temuan GALEX disebut ekstrem salah satunya karena
hidup di luar wilayah spiral galaksi. Seperti dikutip Physorg, Neil
mengatakan, “Saya tercengang. Bintang-bintang itu benar-benar hidup di
tepian.”
Diketahui bahwa bintang yang hidup di luar wilayah spiral galaksi
bukan satu-satunya bintang ekstrem. Bintang ekstrem lain juga ditemukan
di galaksi elips dan tak beraturan yang diperkirakan ilmuwan sangat
minim gas.
Sementara itu, ada juga bintang yang ditemukan di debris hasil
tumbukan antar galaksi, di ekor benda langit semacam komet yang bergerak
cepat di sebuah galaksi serta di awan gas primitif yang dianggap sama
sekali tidak cukup untuk menyatu dan membentuk bintang.
Neff mengatakan, “Penemuan ini bisa memberitahukan pada kita tentang
proses pembentukan bintang. Mungkin ada sebuah cara pembentukan bintang
di lingkungan ekstrem yang belum pernah terlintas di pikiran kita
sebelumnya.”
0 komentar:
Posting Komentar